top of page

Bahasa Inggris Menjadi Kunci Produktivitas SDM Indonesia TBI × UTC Sediakan Jalur Terpadu untuk Individu, Sekolah, Kampus, dan Korporasi

  • Nov 26
  • 3 min read

Updated: 3 days ago

Client gathering & Networking

Persaingan kerja semakin ketat dan proses bisnis kian digital. Dalam konteks ini, bahasa Inggris bukan lagi sekadar nilai tambah, melainkan kemampuan dasar untuk belajar, bekerja, dan berkolaborasi lintas negara. OECD mencatat, dari jutaan iklan lowongan di Eropa, sekitar seperlima secara jelas mensyaratkan kemampuan bahasa Inggris—khususnya pada fungsi administrasi, penjualan, dan layanan. Pesannya tegas: bahasa Inggris adalah kompetensi lintas industri.


Sejalan dengan dorongan global tersebut, otoritas pendidikan nasional juga menekankan penguatan literasi bahasa sejak dini. Mendikdasmen Abdul Mu’ti baru-baru ini menegaskan bahwa guru kelas perlu menguasai bahasa Inggris agar keberanian dan rasa percaya diri siswa dapat ditumbuhkan sejak SD.


Di sisi pendidikan tinggi, English as a Medium of Instruction (EMI) di kampus-kampus Indonesia

terus berkembang. British Council menekankan peluang perbaikan mutu pembelajaran, dengan

catatan kemampuan bahasa Inggris dosen dan mahasiswa harus ikut diperkuat agar manfaat EMI

benar-benar terasa di dunia kerja.


Menjawab kebutuhan tersebut, USG Education melalui TBI (The British Institute) dan UTC (UniSadhuGuna Testing Centre) menghadirkan jalur terpadu penguatan bahasa Inggris untuk individu, sekolah, kampus, dan korporasi di Indonesia.


Dengan kombinasi pengajaran TBI dan pengujian UTC, organisasi dapat memetakan baseline (pra-

tes), menjalankan program peningkatan di TBI, lalu memvalidasi kenaikan skor melalui post-test

resmi di UTC, membuktikan ROI pelatihan dengan data, bukan asumsi.


“Bahasa Inggris bukan sekadar alat komunikasi, tetapi sinyal kemampuan berpikir, kepercayaan diri,

dan potensi kepemimpinan. Kita harus memastikan talenta Indonesia tidak kehilangan kesempatan

hanya karena keterampilan bahasa,” ujar Gladys Nathania, Associate Manager Sales & Marketing

di Michael Page, dalam TBI × UTC Client Gathering baru-baru ini. Menurutnya, kompetensi bahasa

Inggris memengaruhi persepsi profesional, akses jejaring global, dan kesiapan memimpin di level

regional.


Pandangan serupa disampaikan Bagus Gede Karma Amandangi, Learning & Culture Specialist di

AXA Mandiri. “Pekerjaan dengan pertumbuhan tercepat pada 2030 akan banyak dipengaruhi

teknologi, AI, dan digitalisasi. Bertahan bukan soal siapa paling pintar hari ini, melainkan siapa yang

terus belajar, beradaptasi, dan mampu berkolaborasi efektif,” ujarnya, menguatkan pentingnya

bahasa Inggris sebagai keterampilan kerja masa depan.


Metode A2E (Assessment to Enhancement)


Sebagai komitmen menyiapkan talenta Indonesia yang siap bersaing global, USG Education menerapkan A2E (Assessment to Enhancement)—kerangka yang sederhana, terukur, dan bisa dipertanggungjawabkan:


1. Assessment bersama UTC: Pemetaan kemampuan melalui tes (misalnya TOEFL ITP, TOEIC, atau IELTS sesuai kebutuhan). Hasilnya menjadi kompas: area mana yang sudah kuat, mana yang perlu dipacu.


2. Enhancement melalui TBI: Program peningkatan yang fokus pada keterampilan terpakai: rapat lintas budaya, negosiasi, presentasi eksekutif, penulisan email/laporan, hingga kebutuhan spesifik industri.


3. Recognition dan jalur lanjutan: bagi profesional yang ingin melangkah lebih jauh, USG Education menyediakan jalur pengembangan profesional seperti Level 7 Postgraduate Diploma dan MBA pathway untuk meningkatkan kompetensi kepemimpinan, berpikir strategis, dan kesiapan menuju global leadership.


Client gathering & Networking

Ariyani Mawardi, COO USG Education, menegaskan, “TBI dan UTC bukan sekadar lembaga kursus dan pusat tes. Kami adalah mitra pengembangan karier jangka panjang. Dengan pendekatan A2E, setiap individu tidak hanya belajar, tetapi benar-benar berkembang dan siap bersaing di dunia nyata.”


Arah strategis tersebut diterjemahkan ke hal yang paling penting di lapangan: dampak yang terasa

di meja kerja. Mulai dari penetapan baseline, desain pelatihan yang relevan per fungsi, hingga

sertifikasi yang diakui mitra dan regulator, semuanya dirangkai agar hasilnya jelas dan bisa diukur.


“Kebutuhan industri itu jelas, kemampuan berbahasa Inggris yang terukur dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan assessment yang objektif, pembelajaran yang relevan dengan

kebutuhan pekerjaan, dan sertifikasi yang diakui global. Bagi korporasi, ini berarti ROI pelatihan yang

bisa dibuktikan, bagi individu, ini adalah tiket percaya diri untuk melangkah ke peran yang lebih

besar—di Indonesia maupun regional,” kata Niluh Komang Aimee Sukesna, BA, MBA, Direktur Sales Marketing USG Education.


Client Gathering & Networking 2025

Sejalan dengan semangat di atas, The British Institute (TBI) dan UniSadhuGuna Testing Centre (UTC)

baru – baru ini menggelar Client Gathering Networking 2025 di The Luxton Hotel Bandung, Kamis,

23 Oktober 2025. Acara ini menjadi ajang silaturahmi dan berbagi wawasan bersama mitra institusi pendidikan, perusahaan, dan organisasi di Jakarta serta Jawa Barat, sekaligus membangun

kolaborasi strategis untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia di kancah global.



Comments


 It all
starts here 

USGE-Positioning-2025

UTC Programs

  • Whatsapp
  • Instagram

Pathway Programs

  • Whatsapp
  • YouTube
  • Instagram
  • Spotify
USGE batik pattern

© 2025 USG Education

bottom of page